Quantcast

Sunday, September 11, 2016

#Marketing: B2B, B2C, B2E dan C2C

ecommerce

Sangat menyenangkan ketika berbicara tentang konsep, tapi kalau tidak tahu, banyak sekali istilah-istilah keren yang bikin otak berasa penuh dan terkesan njlimet a.k.a rumit, apalagi penamaan dari berbagai kamus dan beda negara mungkin sudah beda istilah.

Nah kali ini mari sedikit membedah apa sih sebenarnya B2B, B2C, B2E, C2C. Saya yakin anda yang yang mencintai dan menjalankan pekerjaan anda sebagai marketing sudah sangat mengetahui apa definisi dan konsep dari masing-masing istilah tersebut, tapi bagi mereka yang baru join dalam perusahaan besar, ups, saya kira, lebih baik bisa mulai membaca dan mengerti terlebih dahulu, mari sama-sama belajar step by step.

What is B2B?

Kepanjangannya adalah Business to Business. Artinya lebih pada menggambarkan transaksi perdagangan antar perusahaan ke perusahaan, seperti antara produsen dan grosir, atau antara grosir dan pengecer, bukannya menjual langsung ke konsumen atau dari perusahaan ke konsumen.

Volume transaksi B2B jauh lebih besar dibandingkan volume transaksi B2C atau Business to Costumer. Alasan utama untuk ini adalah bahwa dalam rantai pasokan yang khas akan ada banyak transaksi yang melibatkan B2B sub-komponen atau bahan baku, dan hanya satu transaksi B2C, khususnya penjualan produk jadi ke konsumen akhir.

Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir, kendaraan yang sudah selesai dijual ke konsumen, adalah satu (B2C) transaksi.

What is B2C?

Kepanjangannya adalah Business to Customer seperti yang telah disebutkan diatas. Business-to-Customer konsepnya adalah  kegiatan yang menggambarkan pelayanan antara perusahaan dengan produk dan jasanya langsung kepada konsumen (Customer).

Sebagai contoh dari ransaksi B2C, seseorang akan membeli sepasang sepatu dari pengecer atau toko. Transaksi yang mengarah ke sepatu yang tersedia untuk pembelian, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll.

Perbedaannya dengan B2B seperti yang disampaikan oleh wikipedia adalah sbb:

B2B is often contrasted against business-to-consumer (B2C). In B2B commerce it is often the case that the parties to the relationship have comparable negotiating power, and even when they don't, each party typically involves professional staff and legal counsel in the negotiation of terms, whereas B2C is shaped to a far greater degree by economic implications of information asymmetry

B2B seringkali berlawanan kondisi dengan B2C. Dalam B2B seringkali pembeli yang berhubungan dengan perusahaan memiliki kekuatan negosiasi yangsama kuat dengan perusahaan penjual, dan kalaupun tidak, masing-masing pihak baik penjual maupun calon pembeli biasanya melibatkan tenaga ahli (profesional) dan staf legal dalam bernegosiasi, sedangkan dalam B2C dibentuk untuk tingkat yang jauh lebih besar dengan implikasi ekonomi dari informasi yang tidak sama (perusahaan memiliki daya negosiasi lebih besar dari calon pembeli/konsumen)

What about B2E?

Merupakan pemendekan kata dari Business to Employee. Biasanya merupakan electronic commerce yang menggunakan jaringan intrabusiness yang memungkinkan perusahaan untuk menyediakan produk / jasa kepada karyawan mereka.

Biasanya, perusahaan menggunakan jaringan untuk mengotomatisasi B2E karyawan perusahaan yang terkait dengan proses. Contohnya, MLM banyak menggunakan cara ini dan terbukti berhasil. Konsumen (Customer) berubah menjadi bagian dari perusahaan setelah membeli produk atau jasa dan kembali menjual atau menawarkan barang kepada konsumen lain dan seterusnya. Cara berjualan yang unik, tapi terbukti efektif karena mereka menjual kepada orang-orang dekat dan tentunya akan sangat mudah memberikan pengaruh untuk membeli. 

Atau mungkin kita bisa sebut bisnis franchise, retail dan dealer. Jika konsumen membutuhkan barang atau jasa, maka toko atau penjual eceran akan melakukan order barang terlebih dahulu ke perusahaan / produsen.

Then, What is C2C?

Merupakan kegiatan yang melibatkan perdagangan elektronik (atau difasilitasi elektronik), dimana transaksi antara konsumen melalui pihak ketiga. Sebuah contoh umum adalah lelang online, di mana konsumen melakukan posting atau upload produk atau jasa yang dijual kepada konsumen lain. Situs online hanya sebagai perantara, hanya sebagai media yang digunakan oleh konsumen penjual sebagai lapak, sedangkan bagi konsumen pembeli untuk mencari barang atau jasa yang dibutuhkan. Mereka tidak perlu memeriksa kualitas dari produk yang ditawarkan karena untuk melakukan penjualan di lapak online dari situs tertentu biasanya terdapat aturan-aturan yang ketat termasuk kriteria penjualan barang, aturan pengembalian barang, garansi, pengembalian uang dan bahkan sampai ke aturan pengiriman barang.

Perhatikan saat ini kita punya bisnis ecommerce seperti lazada, tokopedia, bukalapak dan situs sejenis lainnya yang memberikan konsumen kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan. Mereka berlomba-lomba untuk mempercantik situs mereka, mempercepat akses antar menu, registrasi, sampai pada kerjasama dengan lembaga perbankan untuk kemudahan pembayaran dan fasilitas diskon.

Baiklah, saya kira, sudah cukup rinci, kedepannya kita akan bahas lebih mendetail lagi per poinnya. Menarik bukan? Sudah ada ide kedepan mau coba bisnis apa?

Selamat membaca dan merencanakan masa depan.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah berkomentar dengan santun. Maju Blogger Indonesia

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo