Quantcast

Monday, August 17, 2015

#Law of Attraction: Introduction 2

Melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai hukum ketertarikan pada #Law of Attraction: Introduction

  • How it works?

Memang benar segala sesuatu didunia ini benar-benar terdiri dari sekian juta mata rantai yang saling terhubung satu sama lain. Termasuk mengenai pemahaman mengenai hukum ini sendiri, benar-benar terhubung dengan banyak pemahaman hukum lainnya, seperti halnya adab berpikir dan berprasangka, adab berbuat, bertindak, hukum sebab akibat, tabur tuai dan seterusnya.

Kok bisa?

Mari lanjutkan.

Bagaimana hukum ini bekerja. Mari coba sama-sama mereka sebuah kejadian simpel, sebab akibat dan tabur tuai. Menurut kedua hukum tersebut, munculnya akibat adalah karena sebab, dan apa yang anda tuai adalah karena apa yang anda taburkan.

Jika anda menanam padi, tentunya akan tumbuh padi, bukan mawar. Jika anda menabur garam, maka pada apa yang anda makan atau minum tentunya akan berasa asin, sesuai dengan seberapa banyak anda menaburkannya.

Hal ini berarti, terjadinya suatu kejadian karena memang ada penyebabnya. Sebuah mata rantai yang berhubungan dengan mata rantai lain. Seperti halnya adanya asap karena adanya api. Adanya api karena adanya bahan atau materi dan atau karena adanya penyulut dan yang disulut. Dan adanya materi tersebut karena adanya kehendak atau niat mengadakan dan melakukan.

Seperti halnya, apa yang terjadi dalam kehidupan anda atau saya, kitalah yang berperan besar dalam terjadinya setiap kejadian tersebut.

Saya membagi menjadi 4 hal yang merupakan bagian penting dalam menjalankan kaidah dari hukum tarik menarik ini, sebelum kita dapat menerapkan hukum law of attraction yang sebenarnya. 4 hal tersebut adalah:

a. Pikiran dan Prasangka

Prasangka sudah jadi bagian dari bagian dari cara berpikir kita.

Apakah anda termasuk orang yang sering berprasangka baik dan positif atau sebaliknya?
Kita coba ambil rentetan analogis dibawah ini.

Misalkan pada satu waktu anda ketinggalan dompet anda, sementara anda sudah terlanjur jauh dari rumah anda. Apa yang anda pikirkan dan prasangkakan? Masihkah positif? Atau sudah mulai muncul kekawatiran dan kecemasan?

Akan muncul beberapa pemikiran dan prasangka sederhana seperti berikut:
  • anda merasa anda butuh sesuatu didompet tersebut, dan kebutuhannya bisa bersifat mendesak
  • anda merasa kawatir, jangan jangan bukannya ketinggalan, tapi jatuh dijalan
  • lalu muncul kecemasan lain, bagaimana dengan atm, debit dan credit cardku
  • ketakutan lain muncul saat anda meliat jarum bensin anda dihuruf "e"
  • muncul lagi ketakutan lainnya, "kok ada banyak polisi ya dijalan?" Jangan-jangan....
  • jalan bergelombang dan kasar buat anda risau..."aduh kalau ban bocor atau gembos gimana nih?"
  • dan seterusnya...

Pikiran-pikiran dan pertahanan positif didalamnya akan diuji oleh prasangka-prasangka berupa gambaran kecemasan dan ketakutan. Yaitu seolah akan terjadi sesuatu yajng negatif, buruk, bahkan destruktif. Padahal itu hanya pikiran dan prasangka buruk saja. Pertimbangan-pertimbangan dari pikiran.

Saat anda semakin memikirkan dompet anda. Anda justru semakin:
  • kehilangan kontrol pada perasaan dan ketenangan anda
  • kegusaran dan kecemasan meningkatkan detak jantung anda,
  • ketidakstabilan hormon akan memicu impuls syaraf otak untuk berpikir secara random dan kacau
  • dan akhirnya, tindakan anda akibat dari tingkat kecemasan yang tinggi kacau

Tugas kita terhadap hal seperti ini adalah sebagai berikut: 
  • Tenang dan relaks
  • Berpikir positif
  • Menambah pikiran-pikiran positif dengan gambaran atau prasangka positif lainnya.
Betapa pentingnya menjaga stabilitas pikiran dan prasangka. Dalam #Islam, terdapat beberapa penjelasan sebagai berikut: 


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,  
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675 )
Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

Saya menambahkan salah satu hadist riwayat disini karena betapa pentingnya mempertahankan pikiran yang positif dan prasangka yang baik. Bagi umat beragama, tidak hanya #muslim saja juga berlaku yang sama. Keterkaitan hadist tersebut dengan prasangka dan pikiran kita adalah, bahwa ketika kita diujikan dengan sebuah kejadian, prasangka klita dalam bentuk apapun, pikiran kita dalam bentuk apapun itu adalah prasangka yang secara tidak langsung mengarah kepada Tuhan. 


Nah pada posting artikel berikutnya saya akan melanjutkan artikel ini. Selamat berlatih berprasangka dan berpikir positif terhadap diri sendiri dan masa depan anda. 


0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah berkomentar dengan santun. Maju Blogger Indonesia

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo