Quantcast

Thursday, September 22, 2016

#Leadership: Kepemimpinan

51fbc6a26d8924a0a675945dc2330dc3

Banyak orang berbicara mengenai kepemimpinan, banyak tokoh berusaha menunjukkan aksi kepemimpinan. Setiap orang memiliki keunikan berpikir, berkomunikasi dan bertindak, dan keunikan itu menjadikan gaya kepemimpinan setiap orang berbeda.
Saya adalah seorang Center Director dari sebuah kursus bahasa Inggris ternama di kota Cirebon, dan saya telah bekerja dengan jabatan yang sama selama kurang lebih 4 tahun. Mempelajari kepemimpinan dari orang-orang yang berada di sekeliling, buku, video, seminar, ceramah, rasanya tidak pernah berakhir, karena mereka berbeda gaya kepemimpinan.

Satu konsep kepemimpinan yang hingga saat ini masih saya kagumi adalah teori yang dikeluarkan oleh Ki Hajar Dewantoro, Pahlawan dari Indonesia yang merakyat, dan dikenal dengan Bapak Pendidikan di Indonesia. 3 konsep Ing ngarso sung tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani; buat saya dalah teori kepemimpinan yang ajaib dan sakti.

Ing ngarso sung tulodho
Artinya seorang pemimpin yang berada di depan dan memberikan contoh. Sepertinya ringan jika diartikan, tapi maknanya sangat dalam. Saya sempat mengagumi beberapa orang, tokoh, atasan, tapi saya akhirnya berujung kecewa. Mereka tidak selengkap yang saya pikirkan dan lihat selama ini.

Bukankah itu manusiawi? Kekecewaan saya juga tetap dalam batasan kemanusiawian kok.
Saya adalah pengagum seorang Mario Teguh yang kalimat-kalimat supernya kadang ngelawak dan tidak masuk akal karena susah dimengerti oleh orang biasa seperti saya. Pada akhirnya pemberitaan tentang dia, bukan menjadikan saya sinis, tapi sebagai seorang Bapak dari 3 anak, saya sedikitnya kecewa dengan pemberitaan yang ada.
Dan akhirnya, kekaguman saya terhadap Nabiyullah Muhammad SAW sudah tidak bisa dipungkiri. Beliau adalah percontohan yang baik. Dengan pola kehidupan zaman dahulu yang sangat terbatas namun penuh peperangan, Beliau dapat memberikan kebaikan-kebaikan dalam setiap contohnya. Beliau selalu berada di depan untuk dapat memberikan contoh kepada umatnya, pengikutnya, bahkan tidak segan memberikan contoh kepada lawan sekalipun.

Konsep memberi contoh adalah seharusnya memiliki dasar kemurnian pemberian contoh, yang artinya memberikan contoh karena dia adalah pemimpin. Dia sangat mengetahui konsekuensi dan frekuensi dari apa yang di contohkannya, ke bertanggung jawaban dari apa yang dicontohkannya tentunya sangat bisa dipertanggungjawabkan. Dari sekian buku dan kitab, dari sekian cerita mengenai setiap contoh yang diberikannya, tidak ada yang tidak jadi teladan.

Sangat berbeda ketika kita mencontohkan, tapi karena dibayar untuk memberi contoh. Beberapa di antara kita adalah aktor yang hebat, tidak berbeda dengan monyet sirkus, bergerak karena dilihat, tanpa disadari, kita sudah menyadur kode etik sirkus dalam hidup kita sebagai pimpinan.

Mengambil arti dari konsep mendidik, pendidik bertanggung jawab terhadap materi yang diberikan, dan kelak anak didiknya akan jadi apa. Pemimpin yang baik akan sangat sedih jika yang dipimpin tidak dapat menjalankan contoh-contohnya. Ini artinya, peranan kata pimpinan bukan lagi masuk dalam konteks pekerjaan atau jabatan saja, pemimpin yang baik adalah yang mendidik, agar kelak yang dipimpin bisa memimpin dan memberikan contoh kepemimpinan kepada generasi berikutnya terlepas dari waktunya memimpin.

300e143

Ing Madya Mangun Karso
Pemimpin berada di tengah-tengah untuk memberikan atau membangun karsa. Karsa di sini artinya kemauan, keinginan yang dalam, daya kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk berkehendak.

JIka anda seorang pemimpin, apakah anda bisa memaksa orang untuk menuruti anda secara serta merta? Apakah anda bisa memaksa orang yang anda cintai, namun dia tidak mencintai anda, untuk mencintai anda? Ataukah apakah anda bisa memaksa seseorang untuk menyukai apa yang anda sukai?

Kalimat Ing madyo mangun karso atau berada di tengah membangun daya kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk berkeinginan ini memiliki pemaknaan konsep yang sangat dalam.

Dalam satu tim berisikan banyak kepala, tentunya akan terdapat perbedaan rasa, perbedaan gaya, perbedaan pendapat dan karakter.
Lalu bagaimana seseorang bisa mengikuti seseorang lain, menyukai hal yang sama, melakukan hal yang sama, memiliki visi dan misi yang sama, bahkan berkeinginan yang sama.
Pertanyaan saya simpel kok. Andai saja Bapak anda memiliki agama yang berbeda dengan agama apa yang anda peluk saat ini, apakah anda akan memeluk agama yang sama dengan Bapak anda? Jika anda merubah haluan agama anda, berpindah agama, apa penyebabnya? Kalau penyebabnya adalah karena pengaruh seseorang, tanyakan lagi, apa yang membuat orang tersebut begitu berpengaruh bagi anda?

Menjadi pemimpin bukan tentang jabatan, jumlah harta, faktor kekuasaan, kekuatan atau kecerdasan saja. Aura seorang pemimpin yang ideal adalah yang memiliki aura pengaruh tanpa perlu memberikan pengaruh. Anda bisa saja melakukan apa yang dia lakukan, tanpa dia meminta, apalagi memaksa.

Aura apa yang dimaksud? Dimensi halus di mana seseorang memiliki faktor perilaku yang dapat memberikan contoh secara tidak langsung, namun pengaruhnya sangat besar. artinya secara tidak langsung otak bawah sadar anda, mengakui, mengilhami, memaknai, meniru, mengambil contoh dan hikmah dari perilaku contoh seseorang. Anda akhirnya terbiasa meng-copy paste perilaku orang tersebut.

Seorang pemimpin harus dapat memiliki keahlian dalam memberikan pengaruh kepada orang-orang disekelilingnya.

Perhatikan jika lingkungan anda berisikan pemimpin yang baik, senantiasa memberikan contoh dalam mengerjakan tugas-tugas, tidak membatasi dirinya sebagai pimpinan, justru lebih bisa merakyat, lebih bisa mengerti dengan karyawan, mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami. Pemimpin yang tidak serta merta menuduh, menunjuk, mengatai, menodai citra karyawannya tanpa pernah mengetahui kesulitan dan beban-beban kerja karyawannya. Anda pasti akan secara otomatis mengagumi orang tersebut. Kekaguman anda akan membentuk image didalam diri anda, untuk menjadi sepertinya, dan itu minimal, karena keinginan anda tentunya ingin lebih baik darinya, karena anda merasa nyaman.

Seorang pemimpin yang bisa menumbuhkan kecintaan karyawannya pada pekerjaan, yang bisa mengantarkan karyawannya pada pemaknaan pekerjaannya, yang bisa membantu menunjukkan dan membentuk imaji-imaji pendamai, mengenai apa kebaikan-kebaikan dari pekerjaannya dan apa yang bisa diraih dengan pekerjaannya, kemana dia akan diantar nantinya oleh pekerjaannya. Pemimpin yang tidak memaksakan imajinasi apapun, hanya sekedar memberikan ajakan-ajakan positif pada peraihan kebaikan dari perilaku-perilaku yang bisa dilakukan sekarang. Agar karyawan dapat memaknai kecintaan, target, perjuangan, dan memaknai pencapaian hasil.

ki-hajar-dewantara-merdeka

Tut wuri handayani
Saya menemukan beberapa orang pemimpin yang mempersilakan anak buahnya menikmati santapan makan malam bersama sebelum dirinya. Saya juga menemukan beberapa jendral berkuda yang mempersilakan prajuritnya memasuki rumah-rumah dan berjumpa dengan keluarga sebelum dirinya mendapatkan pertemuan dengan keluarganya.
Artinya, pemimpin yang berada di belakang dengan mengatakan, “Lihatlah, kemenangan ada didepan, raihlah!” tentunya merupakan kalimat yang membuat diri saya terkagum-kagum.

Kalimat rendah hati, tidak meninggikan diri, tidak menempatkan dirinya serta merta harus diutamakan dan dikedepankan adalah kalimat-kalimat sakti yang akan menyebabkan kejatuh-cintaan prajurit yang teramat dalam bagi pimpinannya.

Pemimpin yang berada di belakang, harus tetap memiliki visi ke depan, melihat lebih jauh, lebih waspada, lebih menenangkan daripada memaksa untuk maju dengan menendang dari belakang, apalagi menusuk dari belakang.

Pemimpin yang sejati bukan pemimpin yang dibentuk, melainkan terbentuk sebagai akibat dari perilaku-perilaku kepemimpinan yang diterapkan, mendorong dan menarik sesuai kondisi, dan mampu membentuk kondisi yang kondusif daripada sekedar konklusif dan bertenagakan otot belaka (baca – kekuasaan dan jabatan).

Kepercayaan terhadap pemimpin
Pemimpin tidak menyegerakan menang, namun mengajarkan arti memenangkan pertandingan dan arti dari kemenangan itu sendiri. Pemimpin yang amanah, yang mendapatkan kepercayaan, mengajarkan tentang makna tanggung jawab yang lebih dalam kepada yang dipimpin.

Bukankah kesadaran diri akan kemenangan itu lebih penting daripada kemenangan itu sendiri?

Ketika anda memiliki profesi sebagai seorang sales, orang-orang membeli bukan karena produk dan alat yang anda gunakan, tapi mereka membeli karena anda yang menjual. Pada saat mereka membeli bukan anda yang menang, tapi anda memenangkan pembeli untuk kemenangannya sendiri, yakni kepantasan akan apa yang dibayarnya, karena anda penjual yang baik dan bertanggung jawab.

Ini bukan berarti anda mengulur waktu, justru anda seharusnya bisa mengajarkan arti dari waktu itu sendiri. Apalagi jika anda mengejar angka. Pahamilah, seharusnya angka yang menurut dengan anda, karena andalah yang menciptakan angka, bukannya anda menurut dan patuh, mengubah gaya kerja anda karena anda mengejar angka. Itu SALAH!!!

Artinya, pemimpin yang baik tidak akan menyalahkan orang-orangnya ketika performa tim berbeda dari pengharapan. Pemimpin yang baik akan mengarahkan pada evaluasi, dan pemecatan ataupun mutasi, bisa saja terjadi, namun terjadi saat benar-benar diperlukan. Pemimpin memberikan kepercayaan dengan syarat, dan syarat yang tidak terpenuhi bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja, tergabung bobotnya. Pemutusan hubungan kerja yang terjadi pun akan berlangsung secara elegan, tanpa sakit hati, dan sepenuhnya memberikan motivasi agar pekerja tersebut dapat mengupayakan perubahan.

Pemimpin adalah pendidik itu sendiri. Pendidik yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari cara mendidiknya yang baik. Baik tidak berarti tidak memberikan hukuman dan sanksi, baik tetap berarti tegas, namun tidak menyalahi arti kebaikan itu sendiri sehingga pemimpin pun tidak dapat diakali oleh karyawan karena kebaikannya.

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih telah berkomentar dengan santun. Maju Blogger Indonesia

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo